Kamis, 05 Desember 2013

Europe Trip 5th day - Amsterdam Center dan Red Light Distric-nya

Setelah sarapan dan beres-beres kami pun kembali memesan taxi menuju central station untuk melanjutkan perjalanan kami dari Paris ke Amsterdam. Sebenarnya kami bisa menggunakan kereta saja, namun kami harus pindah stasiun untuk bisa tiba ke stasiun Paris Gare Du Nord. Tidak terbayangkan pindah gerbong dengan tentengan koper segede gaban ini sih. Oh iya kalau kamu membaca cerita sebelumnya di Paris, 1st day maka sekedar konfirmasi bahwa harga taxi kami dari hotel ke central station adalah sebesar 88 Euro. Ya, ini memang lebih mahal 8 EURO dibandingkan pengalaman kami sebelumnya. Apapun yang terjadi kala itu sebenarnya bukanlah penipuan hanya saja lack of communication yang benar-benar parah.

Lanjut yah? :D
Perjalanan kami dari Paris ke Amsterdam sebenarnya melewati Belgia, namun sangat disayangkan, karena perhitungan budget yang cukup ketat maka untuk kali ini kami tidak merencanakan untuk mampir ke Belgia. Kereta terus melaju hingga akhirnya sampailah kami di Amsterdam. Kalau biasanya kami harus naik komuter untuk bisa sampai ke hotel, kali ini kami hanya berjalan kaki saja, meskipun tidak bisa dibilang dekat, namun suhu yang dingin dan adrenalin jalan-jalan yang terus terpompa membuat kami menikmati acara geret-geret koper ini “Ayo ibu-ibu semangattt! *wink”.

Hotel kami tepat berada di depan Dam Square, tidak perlu terlalu jauh berjalan dari hotel pun kami sudah bisa mengunjungi Red Light District. Untuk yang satu itu saya akan ceritakan nanti saja yah *wink. Kami tiba dihotel sudah cukup sore hingga tidak ada banyak waktu untuk merenggangkan badan, kami pun segera beranjak ke Flower Market menggunakan kereta. Kereta didalam kota Amsterdam ini jalannya tidak terlalu cepat, mirip seperti transjakarta. 

Flower Market

Di Flower market ini banyak bunga dan souvenir yang dijual. Harganya pun lebih terjangkau dibandingkan dengan daerah tourist attraction lainnya. Tidak perlu berlama-lama, kami pun segera beranjak menuju “Amsterdam Sign”.





Amsterdam Sign
Tulisan ini sering berpindah-pindah dari satu tourist attraction ke yang lainnya. Sehingga setiap orang yang berfoto didepan Amsterdam Sign ini bisa jadi memiliki latar gedung yang berbeda-beda. Kali ini saya bisa berfoto sekaligus di depan RijksMuseum (Museum Nasional). Andai saja saya hanya berjalan-jalan berdua tentu saja saya bisa menceritakan isi museum ini, namun disayakan kali ini posisi saya sebagai turis bukan traveler sehingga foto-foto didepannya saja sudah cukup. Udara dingin benar-benar mengikuti kami hingga ke Amsterdam. Angin yang kencang menerpa wajah membuat kami pun memilih untuk tidak berlama-lama di luar ruangan. Untung saja ada tourist attraction yang menyediakan liburan didalam ruangan, segeralah kami beranjak ke Museum Madam Tusaud. 
Her name is "Erda" :D

Madam Tusaud
Sama halnya dengan museum Madam Tusaud dibeberapa negera, didalam museum ini pun tetap menampilkan beberapa patung lilin dari tokoh, artis, dan film yang terkenal. Tidak lupa dengan bangga mempersembahkan salah satu tokoh yang dipajang didalam museum ini, siapalagi kalau bukan presiden pertama Indonesia “Soekarno”. Setelah kami masuk kedalam sini, semuanya langsung sibuk bergaya disamping masing-masing patung lilin dan stage yang disediakan. Seru dan begitu menghibur untuk menghabiskan malam ini.

Puas dengan perjalanan kali ini. Untung saja kali ini kami menginap tepat ditengah kota, tentu saja ini berarti tengah pusat perbelanjaan. Yang ibu-ibu melanjutkan malam dengan sibuk berbelanja dari satu outlet ke outlet lainnya, saya dan pacar saya langsung kabur menuju “Red Light Distric”.





Red Light Distric

Tidak ada hal terlalu menakutkan berjalan-jalan sendiri dikawasan ini karena sama halnya dengan daerah hiburan malam di kota-kota lainya tentu saja ramai dengan orang berlalulalang dan melihat-lihat. Selain itu tidak perlu risih disapa oleh psk karena seluruh PSK menjajakkan dirinya didalam kaca hampir diseluruh gedung sepanjang daerah ini. Baik itu lantai 1, lantai 2 hingga lantai 3 kalau perlu. Selain itu, beda gang maka akan beda juga tipe psk yang ditampilkan. Ada gang yang menampilkan psk bule blonde, exotic, Asian bahkan yang paling mengejutkan banci pun punya gang sendiri. Entah mengapa  saat kami salah masuk gang banci ini, kami takut dan lari secepatnya menyusuri gang tersebut. Meskipun mereka semua dibatasi kaca, tapi melihat banci diseluruh kaca, dari lantai 1 dan 2 gendung tentu saja memberikan kesan tersendiri hahahahaha.

Selain sekedar berkeliling kami pun menyempatkan mencoba salah satu atraksi yang mengandung unsur “sex”.  Lebar mesin ini hanya selebar caraosel dengan beberapa pintu yang mengitarinya. Kapasitas maksimal setiap ruangan hanya 2 orang, jangan bayangkan duduk manis. Kami berdua harus berdiri berhimpitan dalam ruangna kapasitas 1 orang tersebut. Setelah kami memasukkan koin, secara tiba-tiba kaca hitam didepan kami berubah menjadi kaca bening. Dari kaca tersebut kami pun bisa menyaksikan adengan live hubungan suami istri yang sumpah bikin ngakak. Tidak menyangka ada orang yang menyaksikan adegan ini. Cukup melihat kurang dari 5 menit, layar kaca kembali hitam. Kami pun perlu memasukkan koin lagi untuk melanjutkan atraksi. Tidak terbanyangkan orang harus mengumpulkan berapa banyak koin euro untuk menyaksi pertunjukan tersebut sampai selesai. Untuk pertunjukan live yang lebih terorganisir pun ada, namun dengan harga yang lebih mahal. Bahkan ada beberapa museum sex yang menjadi tujuan wisata di daerah ini loh. Benar-benar kawasan wisata malam yang menarik untujk dikunjugi hahahahaha. Selamat bersenang-senang dan selamat malam *wink.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Makan sambil Jalan *wink. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver